Keping CD yang Berarti
Sesuatu itu bisa menjadi sesuatu banget pabila dibumbui rasa
cinta. Sesuatu yang biasa bahkan dianggap kurang, itu akan berubah seketika
menjadi hal yang luar biasa saat dibumbui rasa Cinta. Cinta memang aneh. Membutakan,
dan kadang menyakitkan.
Pada suatu hari, dia meng up-load sesuatu di facebook, dan ternyata rekaman dia bernyanyi dengan judul “Only Hope”. Akupun penasaran mendengarnya, lalu sedikit demi sedikit aku dengarkan dengan teliti. Awal lagu terdengar indah dan bagus. Pertengahan lagu masih terdengan indah. Namun ketika lagu sudah mencapai chorus, dan nadanya menjadi naik tinggi. Suaranya jadi malah menurun dan terdengar goyang. Aku kira, mungkin dia berusaha menghindari suaranya yang tidak bisa menjangkau oktaf tinggi menjadi fals dan gagal total.
Akupun berfikir, bahwa sangat sayang pabila file audio ini yang sangat berharga tidak kubagikan kepada orang yang lebih membutuhkannya, yaitu Hana Nurul Tsara. Yang selalu bermimpi menjadi penyanyi tapi terbentur mimpinya menjadi seorang penulis.
Sebenarnya tidak juga. Karena tergantung orangnya sih. Bagaimana
dia ketika berhadapan dengan yang namanya Cinta. Apakah biasa-biasa aja dan
sewajarnya, atau malah berlebihan. Jangan deh kalau Cinta pada manusia itu
dijadikan berlebihan. Karena no body
perfect.
Telah lama aku memperhatikannya. Seorang gadis berkacamata,
yang duduk di bangku kuliah satu angkatan denganku. Cuman, dia dan aku berbeda
kelas. Dia kelas B sedangkan aku kelas C.
Aku kadang suka sedikit minder ketika ngobrol bertatap muka
dengannya. Meski tidak terlalu jauh, tapi tetap saja aku merasa lebih pendek
dari dia. Haha. Tapi sudahlah. Mungkin saja dia terlalu banyak makan tiang
listrik, jadi terlalu tinggi. Pabila melihat badannya. Iklan salahsatu produk
susu itu sangat menggambarkan fisiknya, yang tumbuhnya itu ke atas bukan
kesamping, jadi dia terlihat tinggi dan langsing bahkan terlalu langsing. Rese memang,
ketika mendengar celotehan temanku yang memanggilnya triplek, gara-gara
tubuhnya yang terlalu kurus. Tapi bagiku, tadi, sesuatu itu bisa saja kurang,
tapi akan berubah seketika menjadi hal yang sesuatu ketika ada rasa Cinta. Ya. Aku
jatuh Cinta padanya.
Sekitar beberapa waktu yang lalu. Aku temukan sebuah buku
cetak yang berbentuk biografi, dengan judul “Dakwah melalui Musik” karangan
Hana Nurul Tsara. Sontak akupun terkejut melihat buku itu, sekaligus amatlah
senang karena dengan buku itu aku bisa tahu semuanya tentang dirinya, perempuan
yang aku idamkan.
Buku itu tidak terlalu tebal, namun dari kata per katanya
kulihat berasal dari lubuk hati yang terdalam. Awalnya dia menceritakan masa
kecilnya. Anggota keluarganya. Pengalamannya di SMA. Pengalamannya masuk kuliah
di UIN, dan kisah menyenangkannya ketika bergabung di PSM (Paduan Suara
Mahasiswa), salah satu UKM di Kampusku.
Dari buku itu aku mendapat banyak sekali pengetahuan
tentangnya. Kepribadiannya. Karakternya. Kesukaannya dan masih banyak lagi. Pada
satu bagian buku itu, akupun mulai terpana. Ketika di mengatakan bahwa dia
mengidamkan seorang suami yang shaleh dan bisa membawanya ke luar negeri. Dia ingin,
dengan tinggal di luar negeri. Ketika dia sudah memiliki anak, dia tak perlu
khawatir tentang pendidikan anaknya. Karena, di Indonesia pendidikan amatlah
kurang. Dan juga lingkungannya yang sangat tidak mendukung tumbuh kembang
anaknya. Polusi. Korupsi. Kejahatan dan pergaulan bebas menjadi sebab dia jadi
berfikiran untuk tinggal di luar negeri.
Mungkin itu hanya sebuah khalayannya dia saja. Karena aku
yakin, dia belum mengetahui lingkungan di luar negeri itu seperti apa. Aneh memang,
ketika orang luar berbondong-bondong ingin sekali menjadi WNI, eh malah dia
ingin ke luar negeri. Kan jadi aneh. Hehe sudahlah lupakan saja.
Dari buku itu aku semakin mengetahui semuanya tentang Hana
melebihi siapapun. Jadi aku nggak perduli celotehan orang lain tentang dia. Bahwa
dia triplek lah, cabe-cabean lah, juteklah dan lain sebagainya aku tidak
peduli. Karena dari buku itulah aku tahu siapa Hana Nurul Tsara sebenarnya.
Pada suatu hari, dia meng up-load sesuatu di facebook, dan ternyata rekaman dia bernyanyi dengan judul “Only Hope”. Akupun penasaran mendengarnya, lalu sedikit demi sedikit aku dengarkan dengan teliti. Awal lagu terdengar indah dan bagus. Pertengahan lagu masih terdengan indah. Namun ketika lagu sudah mencapai chorus, dan nadanya menjadi naik tinggi. Suaranya jadi malah menurun dan terdengar goyang. Aku kira, mungkin dia berusaha menghindari suaranya yang tidak bisa menjangkau oktaf tinggi menjadi fals dan gagal total.
Memang ketika bernyanyi, dan vocalis mengeluarkan nada
false. Efek bom atompun muncul dalam hampir seluruh pergelaran musik di dunia. Satu
kali saja terdengan suara fals, maka secara otomatis lagu yang ia nyanyikan
gatot alias gagal total.
Dari situ, timbul dalam hatiku niat untuk membatunya
memperbaiki kualitas suara vokalnya yang sangat payah ketika di nada-nada
tinggi. Kebetulan, aku mempunyai satu paket audio vocal thecnique impor yang dulu kugunakan untuk latihan vocal
menyambut audisi Indonesian Idol yang ku gagal mengikutinya.
Akupun berfikir, bahwa sangat sayang pabila file audio ini yang sangat berharga tidak kubagikan kepada orang yang lebih membutuhkannya, yaitu Hana Nurul Tsara. Yang selalu bermimpi menjadi penyanyi tapi terbentur mimpinya menjadi seorang penulis.
Pada hari senin siang hari. Aku pergi ke photo copy dekat
rumahku. Aku hendak membeli satu keping CD R dan hendak mengphoto copy KTP dan
KTMku untuk syarat mendapat dana beasiswa.
Setelah selesai, sesampainya di rumah. Akupun segera
memasukkan file audio vocal technique
ke dalam CD R yang aku beli tadi. Dan kulihat file paket vocal technique itu filenya kecil, hanya sekitar 50-60 MB.
Setelah CD R ku sudah siap hanya tinggal dikasihkan padanya
di kelas nanti. Akupun dengan semangat menuju kampus hendak memberikan CD R ini
untuknya. Tapi bak peribahasa “punduk berindungan bulan”, satu hari penuh
penantian hanya menampilkan ketidak hadirian dirinya di depan mataku. Entah kemana.
Mungkin karena jadwal kuliah yang berbeda atau sebab lainnya. Aku tidak tahu.
Keesokan harinya, CD R ku masih terus kubawa. Mengantisipasi
jika aku berpas-pasan dengannya. Namun, tidak kuperkirakan. Pada kedua ini akhirnya
aku menemukannya di sudut kantin Kopma bersama temannya, memakan sesuatu, yang
kelihatannya cukup enak.
Ini kesempatan buatku untuk memberikan CD R ini, karena
belum tentu kesempatan ini datang lagi untuk kedua kali. Akupun setelah membeli
Kopi Hitam ala Babeh. Aku keluarkan CD R berwarna orange yang sudah dinamai dalam
lempengannya, sebuah nama orang lain.
Langkah demi langkah aku kugerakkan menuju dirinya yang
tengah duduk membelakangiku. Tanpa banya basa basi. “ini Hana ada titipan”,
tangkasku padanya sambil kusodorkan CDR itu tepat di depannya. Dari situ, terlihat
raut wajah ekspresi sangat aneh terbentuk diwajahnya yang sangat cantik.
“dari siapa?”, jawabnya. Dengan kemudian aku membalikkan
badan dan meninggalkan senyum untuknya, lalu kemudian aku menjawab “dari aku”. Diapun
terlihat tersipu malu bercampur aneh terpahat diwajahnya. Namun aku cuek saja, dan
kembali mengambil kopiku dan sesegera menemui teman-temanku di luar. Dan ku
sudah tak menghiraukan Hana lagi. Kurasa sudah cukup dengan CD R yang kuberikan
sebagai tanda rasa perhatianku padanya.
Dalam hatiku ku berkata. Pabila dia berhasil melatih
suaranya dan menjadi penyanyi yang bagus dan bahkan membuat Album di studio
nasional. Disitulah bagiku sudah merasa cukup bahagia. Karena bila ku
memaksakan diri tuk mengejarnya di tengah masih banyak kelemahanku. Pasti dia
kan pergi dan menghilang, sementara setiap hari dia termasuk perempuan yang
dikerumuni para cowok-cowok needy.
Kini kuhanya bisa menunggu waktu itu tiba. 1-3 minggu kurasa
cukup. Jika ada perubahan berarti dia menggunakan CD R itu untuk dipraktekan. Namun
sebaliknya, apabila tidak ada perubahan berarti file yang kuberikan tidak
digunakan sama sekali. Dan berarti itu tandanya pemberianku hanyalah sia-sia
untuknya. karena isi dari CD R amatlah penting bagi karier musiknya.
Kita lihat saja. Apakah ada perubahan, atau tetap stagnan.
Kasmaran di Balik Modus
Haaahhh. Untung gak kesiangan kuliah hari ini. Meskipun Dosen
sudah standby di kelas. Seperti biasa
ku tutup pintu kelas, dan kulihat wajah-wajah teman memandang ke arahku.
Aku biasa duduk di bangku paling depan, sebuah rekor yang kupertahankan sejak baru masuk kuliah. Seperti biasa, Dosen menyapa dan mulai sedikit membuka perkuliahan. Hari ini Bu Diah, Dosenku, tidak terlalu banyak mengumbar kata dan membual materi. Karena hari ini ada 2 kelompok selanjutnya yang akan presentasi. Yaitu kelompok Rasikhah, cewek yang super alim. Dan kelompok Rouf, si tukang usil tapi super telaten.
Aku biasa duduk di bangku paling depan, sebuah rekor yang kupertahankan sejak baru masuk kuliah. Seperti biasa, Dosen menyapa dan mulai sedikit membuka perkuliahan. Hari ini Bu Diah, Dosenku, tidak terlalu banyak mengumbar kata dan membual materi. Karena hari ini ada 2 kelompok selanjutnya yang akan presentasi. Yaitu kelompok Rasikhah, cewek yang super alim. Dan kelompok Rouf, si tukang usil tapi super telaten.
Aduuuhh. Itu powerpoint apa makalah. Banyak banget
uraiannya. Maklum budaya kopas masih bertahan dikalangan mahasiswa sekelasku. Hmmm.
Ironis. Alhasil aku hanya bermain gadget dan membuat jarkom jadwal dikusi KAT
besok. Aku mengirimnya ke 4 cewek yang baru masuk, Rieska, Jinan, Isma dan Irfani,
dan sekretarisku Nadia. Dan fix mereka bersedia hadir, hehehe kesempatanku
untuk melihat wajah cantiknya Rieska. Yang aku suruh membawa jus besok. Entah apakah
dia mau bawa atau tidak, ini cuma ngetes, kalo dia bawa, aku bayar aja.
Hah, boriiiing sumpah. Presentasi yang gak jelas, ditambah
rumitnya teks yang ada dipowerpoint, rasanya ingin cepat pulang. Kulihat jam
tanganku berulang kali, berharap jarum jam cepat menunjukkan pukul 15:30. Ngantuk
pun tidak terhindarkan dan mulai menyerang. Aku mencoba terus berfikir
pertanyaan apa yang bisa aku ajukan untuk kelompok terakhir ini, supaya rasa
kantukku bisa hilang.
Aku pun hanya mengajukan pertanyaan. Dan jawabannya sungguh
tidak jelas, membuatku sedikit berdebat dengan mereka. Kulihat Rangga memberiku
isyarat agar menerima jawaban yang diberikan Rouf, mungkin agar cepat selesai
presentasinya dan pulang. Ok aku menerimanya, walaupun sangat belum jelas apa
jawabannya. Hmmm. Untuk apa presentasi jika tidak ada pemahaman yang bisa aku
dapat dan mungkin juga teman-teman lainnya.
Yes. Perkuliahan pun selesai. Sungguh menjenuhkan.
Seperti biasa,
setelah keluar kelasku di Z9 lantai 2 gedung Z. Aku dan teman-temanku
berbondong berjalan menuju kantin Kopma. Sudah menjadi kebiasaan kita untuk
ngopi bersama melepas penat perkuliahan.
Tiba di depan kantin Kopma, acara yang dilangsungkan Dema
semenjak 3 hari lalu masih berlangsung. Kulihat Lisna, tetangga kelasku,
menjadi MC di acara itu. Aku hanya terus berjalan menuju kantin, karena sudah
tidak sabar membeli kopi hitam favoritku ditambah rokok kretek nikmat
Sampoerna. Kutapaki tanjakan tepat di depan kantin Kopma, yang pada saat hujan
sangatlah licin. Tak sedikit mahasiswa yang menjadi korban jatuh di tanjakan
yang landai ini. Sampaiku di pintu masuk kantin, terlihat puluhan mahasiswa-mahasiswa membentuk kelompok-kelompok saling mengobrol riuhkan suasana. Tak lama
akupun berjalan menuju warung babeh langgananku.
“Mih, pesan kopi hitam Mih”, pintaku ke Mamih. Wanita paruh
baya, yang biasa dipanggil Mamih. Entah nama aslinya aku tidak tahu. “Ok”. Jawab
mamih.
Akupun berdiri di warung sebelah warung mamih. Menunggu siapnya
kopi hitam yang sudah tidak sabar untuk aku nikmati. Sedikit memantau situasi,
kulihat jejeran mahasiswi duduk di depan meja panjang kantin Kopma. Ah. Tak ada
yang menarik. Semuanya biasa saja. Hingga akhirnya, ku terpana pada satu arah. Jreeenng.
Itukan cewek yang biasa aku lihat di gedung Z. Yang dulu sempat aku sapa dengan
nama Riezka, tapi tidak menoleh. Hiks.
Ini kesempatanku untuk berkenalan, siapakah namanya. Perempuan
yang bergitu manis paras senyumnya. Mata besarnya pancarkan keindahannya. “Jang,
ini kopinya”, mamih memanggilku pertanda kopi sudah jadi. hah. Sedikit iklan.
Hmmm. Aku terus berfikir dan memadukan teori yang pernah aku
baca bagaimana berkenalan dengan cewek asing, cantik dan tidak grogi di
dekatnya. Aha. Akhirnya aku dapat ide.
“Makasih ya mih”, ucapku dengan memberi uang 2rb untuk
membayar kopi. Akupun langsung berjalan langkah-demi langkah menelusuri
pinggiran meja kantin Kopma yang panjang dan penuh dengan mahasiswa-mahasiswa
yang enggan beranjak dari kursinya. Akupun berperang dengan diriku sendiri. “kenalan
atau tidak, kenalan, tidak, kenalan, tidak”. Hingga di langkah terakhir antara
pintu keluar dan jalan menuju meja cewek itu akupun merasa ledakan besar
terjadi dalam benakku.
“aaahhh, peduli setan”. Akupun langsung membaikkan
badan, saat melangkah satu langkah ke pintu keluar.
Kulirik terus kopiku agar dia tidak menyadari aku sedang
menghampirinya. Hingga akhirnya kuletakkan kopiku di meja, tepat di depannya. “Kamu
Riska kan?”, tembakku bertanya. Kulihat paras kaget, terpancar dalam wajah
cantiknya. “hah”, ucapnya dan teman disebelahnya pertanda keanehan sedang
terjadi dalam kisah hidupnya.
“bukan iih”, jawabnya. “kamu riska kan, pacarnya wildan”,
tanyaku kembali. Wildan adalah temanku seorganisasi di Bingkai BPI. “bukan,
bukan”, wajahnya tetap terlihat sedang merasa aneh, begitupun temannya.
“waduh,
masa sih. Mirip banget soalnya. Kamu yang masuk bingkai itu kan?” tanyaku kembali,
seolah meyakinkan diri. Dan tetap akhirnya dia menjawab bukan.
“aduuuh, berarti
bukan. Emang kamu jurusan apa”, tanyaku kembali. “KPI”, jawab mereka.
Aha. Ini tanda bahwa mereka sedang dalam keadaan Green, yang berarti ada kesempatan untuk
berkenalan. Tapi tiba-tiba. “kamu Ramdan
kan?”, tanya temannya padaku. Buset, belum juga kenalan dia udah tahu namaku. “kamu
ramdan kan, yang waktu itu salah kelas?”, tanyanya kembali. Waduh salah
kelasnya sih aku ingat. Tapi mereka yang aku ga ingat. “iya, kok tau sih. Aneh”,
jawabku aneh.
“jadi kalian yang waktu itu aku salah kelas?, maaf deh
beneran ga inget”. Syukur deh, aku tidak perlu memperkenalkan namaku, tinggal
aku yang mau tau siapa nama mereka. Tapi temennya bertanya lagi. “kamu yang HMI
itu bukan?”.
“HMI?”, tanyaku balik.
“ampun deh, dasar pelupa, kita kan satu kelompok”, jawabnya.
“oia?, maaf deh aku beneran ga inget, emang kamu siapa?”,
“aku jae?” jawab temannya itu. Lalu aku lanjutkan bertanya
ke cewek sasaranku, “terus nama kamu siapa?”.
“Ulfa”, jawabnya dengan senyum yang amat manis.
Selama beberapa menit, kita asik mengobrol dengan gelak tawa
yang tak tertahankan. Mengingat masa lalu yang lucu dan tidak disangka-sangka
teralami oleh kita bertiga. Kejadian-kejadian aneh yang ga terpikirkan bisa
berakhir kenalan di kantin Kopma. Haha. Aneh.
Kopiku sudah mulai terasa dingin, dan tidak akan enak lagi
saat kupadukan dengan rokok kretekku. Hmmm. Kayaknya sudah cukup untuk
mengbrol. “Jae, punya PIN BB?”, tanyaku. “ga punya uy”, jawabnya.
“yaudah nomer kontakmu aja”, lanjutku sambil mengetik nomor
yang dia sebutkan.
“oke, ulfa, masukin pin BB kamu nih”, ucapku dengan
menyodorkan handphoneku padanya.
Yesssssss. Berhasil !. saat itu juga Ulfa menerima invite
BBM ku. Kulihat dalam layar, “Ulfa Fauziah Zahra telah menjadi kontak”.
“ok jae, ulfa. Aku duluan, mau ke temen-temenku nih”, ucapku
mengakhiri pembicaran. “OK”, jawabnya.
Sebuah kebanggan aku ikrarkan atas kemajuanku mendekati
perempuan yang rupawan. Sudah cukup aku gagal dalam percintaan. Kini ku
bangkitkan semangat untuk lebih banyak mengenal para perawan. Yang cantik, yang
biasa. Semuanya.
Kulanjut berjalan menuju teman-temanku yang biasa nongrong
di tenda dekat kantin Kopma. Tapi ternyata mereka semua duduk tepat disamping
aku, Ulfa dan Jae mengobrol. “eh geuning didieu brow”, sapaku pada mereka.
Ku duduk bersama mereka. Mengobrol, dan bercanda tertawa
bersama. Dan sedikit kuceritakan tentang diri Ulfa pada mereka. Hmmm.. hari
yang Indah.
Lentera News
Rahasia Cinta Mewra
Lentera News
Rahasia Cinta Mewra
Malamku Malam Senin
Tepat pukul 23:15 malam. Gemuruh suara
kereta terdengar tak jauh dari rumahku. Bertepatan suara motor terakhir di
depan rumahku. Malam ini terasa sepi. Suara jangkrik dan kodok yang biasa
bernyanyi, kali ini begitu sunyi. Mungkin mereka istirahat dulu kali ya. Maklum
hari ini kan tanggal tua (22 februari 2015). haha
Di luar jendela rumahku, kulihat
begitu sepi. Hanya sebatas hembusan angin sepoi-sepoi goyangkan dahan-dahan
pohon belimbing dan jambu air milik kakekku. Nah, cit..cit..cit. temanku yang
menyebalkan mulai terdengar. Ingin sekali ku memukulnya dan memarahinya. Kadang
dia sengaja mencuri makanan dan merusak peralatan rumahku untuk bahan membuat
sarang. Aarrrggghh. Tapi waktu aku berhasil membunuhnya. Setelah melihat wajah
matinya, aku jadi merasa menyesal telah membunuh hewan kecil yang sedikit lucu
ini. Tikus-tikus. Kenapa kamu suka membuat kesal banyak orang.
Handphoneku belum sepenuhnya
ter-charge. Padahal, hari sudah larut malam, dan waktunya untuk tidur. Karena besok
harus bangun pagi menyambut hari senin yang super sibuk. Karena, banyak rencana
pertemuan besok dengan teman-teman organisasi. Agar tidah jenuh, aku mulai
mengambil satu batang rokok Sampoerna Kretek. “cek..cek..cek..” api kecil mulai
menyala dari sebatang korek gas. Kusodorkan pada ujung rokok, yang langsung
mengeluarkan asap khasnya.
“Ssssssssttttttt.... puuuuuhhhh”,
nikmaaaatnya”. Benakku rasa.
Berulang ku hisap rokokku, sambil
mengingat rencana apa saja yang harus aku lakukan untuk besok. Yang pasti, besok
harus bertemu dengan Ade, ketua umum organisasi Bingkai. Kemudian Hadil, ketua
divisi media di Komunitas Anak Tangga. Kemudian kuliah seperti biasa. Dan satu
lagi ketemu Calam, ketua divisi news di Komunitas Anak Tangga. Hmmm. Cukup padat,
tapi aku akan berusaha menyelesaikannya.
Kuhisap lagi batang rokokku. “sssssttttttt....
fuuuuuuuhh”. Sambil mulai memikirkan seorang gadis anak Polisi bernama Rieska. Cantik,
suka traveling dan lagi merintis bisnis online. Haha. Lucu rasanya ketika aku
mengingat percakapanku dengannya di BBM. Gak ada angin, gak ada hujan dan tanpa
basa-basi. Aku langsung ajak dia jalan. Dan hasilnya cuman dapat balasan “ngga
makasih”. Yang kemudian aku balas “ga nyesel nih”. Dan dia balas lagi “nyesel
gimana?”.
Aah, saat itu aku berfikir, tak
ada gunanya aku chat dengan dia yang terang-terangan memasang lampu merah
untukku. Ya. Aku langsung delete kontak (delkon) dia di BBM ku. Sampai ketika
beberapa hari kemudian, ada request invite BBM. Dan ternyata itu Rieska. Tak lama,
muncul pesan pertanyaan bernada memanggil, “Kang Ramdan?”. Karena dendam, aku
hanya menjawab “ya” dan “maaf sedang ada kelas” dengan nada sinis sebenarnya. Kebetulan
juga saat itu aku sedang ada kelas mata kuliah Hukum Etika Pers. Tak lama dia
balas lagi, bahwa dia temannya Madam (Nadia Ulima) sekretarisku di Komunitas
Anak Tangga (KAT). Dia bilang, tertarik dan ingin gabung dengan KAT. Ah, aku
hanya menjawab “maaf sedang ada kelas, nanti saja”. Sambil sedikit dendam
memang.
Karena rasa maafku lebih besar
dari rasa dendamku. Setelah jam mata kuliah selesai. Aku chat dia duluan dengan
pesan “sok, mau kapan di interview”. Karena memang waktu hujan, diapun membalas
“kalau sekarang riska dirumah dan hujan kang. Gmn yaa.. kalo besok gimana?”. Huh,
dasar cewek banyak alasan. Dia yang butuh dan dia juga yang beralasan. “OK. Jam
1:30 ya”, jawabku sedikit kesal. Tapi sekali lagi, rasa maafku lebih besar. Jadi
aku maafkan.
Keesokan harinya, sudah pukul 2
dia tidak muncul juga. Ah, akupun kembali kesal. Hingga akhirnya pukul 2 lebih
10 menit. Dia mengirim pesan BBM “kak dimana, aku di deket tangga lantai dua
gedung Z”. Tak pikir lama, akupun menemuinya. Langkah demi langkah kutelusuri
lorong teras kelas. Dan saat ku sampai di dekat tangga, kumelihat Madam berdiri
terlihat menunggu. “Madaaaammm, ketemu lagi-ketemu lagi”, sapaku padanya.
Setelah habis kumenyapa madam. Kulirikkan
mataku ke arah seorang gadis yang tengah duduk di anak tangga Gedung Z. Dan. Dan.
Dan. Akupun terpesona melihat wajahnya yang sedikit cantik. Maksudku cantik. Akupun
duduk tepat disampingnya dan langsung berkenalan. Sedikit gugup, tapi dapat ku
atasi. Karena aku sudah belajar banyak bagaimana agar tidak gugup dihadapan
wanita cantik. Hehe.
Interviewpun dimulai. Akupun melontarkan
beberapa pertanyaan interview kepadanya. Untuk melihat seberapa jujurkan dia
dan bagaimana karakter pribadi dia yang sebenarnya. Sesekali aku melirik
wajahnya yang putih, dihiasi kawat behel di giginya. Bentuk mukanya yang
cantik, buat hatiku sedikit ngarep padanya. Tapi hanya sebentar. Karena aku
tidak tahu siapa dirinya sebenarnya.
Diapun selesai menjawab
pertanyaan yang aku lontarkan tadi. Dan akupun melanjutkan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang searah dengan jawabannya. Di akhir pertemuan, kita
tertawa bersama mengingat kembali penolakan dia saat ku ajak jalan. Hahaha. Pertemuan
yang cukup mengesankan dan membuatku jauh lebih percaya diri. Dia ternyata
orangnya terbuka, dan enak diajak bicara. Tapi sedikit kurang memiliki fokus
dalam tujuan dan cita-cita hidup.
Perbincanganpun berlanjut di BBM.
Delak tawa tak tertahankan saat ku chat dengannya. Ternyata dia asik juga di
ajak bercanda. Bercanda yang sedikit manja buatku bergitu bergairah. Huuuaaaaahhh.
Riska you make me different and make me so happy. Nice to know you sister. Sudah
lama aku tidak merasakan happy seperti ini. Tapi sedikit aneh juga. Dia Rieska
yang awalnya nolak mentah-mentah ajakanku untuk jalan, kini aku malah bertemu
dia dan bercandaan senang di BBM. haha
Aduuuhh. Kenapa jadi ngebahas dia
nih. Panjang lagi. Hah. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 00:03 malam. Tanda hari
sudah masuk hari senin. Dan aku harus bersiap untuk tidur dan bermimpi indah. Menyambut
esok hari yang sibuk dan padat.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Tepat pukul 23:15 malam. Gemuruh suara kereta terdengar tak jauh dari rumahku. Bertepatan suara motor terakhir di depan rumahku. Malam ini t...
-
Haaahhh. Untung gak kesiangan kuliah hari ini. Meskipun Dosen sudah standby di kelas. Seperti biasa ku tutup pintu kelas, dan kulihat wajah...
-
Sesuatu itu bisa menjadi sesuatu banget pabila dibumbui rasa cinta. Sesuatu yang biasa bahkan dianggap kurang, itu akan berubah seketika men...
-
Aku masih terduduk menancap pada kursi di depan meja belajar. Sedikit demi sedikit dalam waktu berjam-jam, aku kerjakan seluruh pekerjaan ed...
Tidak ada komentar :
Posting Komentar