Malamku Malam Senin
Tepat pukul 23:15 malam. Gemuruh suara
kereta terdengar tak jauh dari rumahku. Bertepatan suara motor terakhir di
depan rumahku. Malam ini terasa sepi. Suara jangkrik dan kodok yang biasa
bernyanyi, kali ini begitu sunyi. Mungkin mereka istirahat dulu kali ya. Maklum
hari ini kan tanggal tua (22 februari 2015). haha
Di luar jendela rumahku, kulihat
begitu sepi. Hanya sebatas hembusan angin sepoi-sepoi goyangkan dahan-dahan
pohon belimbing dan jambu air milik kakekku. Nah, cit..cit..cit. temanku yang
menyebalkan mulai terdengar. Ingin sekali ku memukulnya dan memarahinya. Kadang
dia sengaja mencuri makanan dan merusak peralatan rumahku untuk bahan membuat
sarang. Aarrrggghh. Tapi waktu aku berhasil membunuhnya. Setelah melihat wajah
matinya, aku jadi merasa menyesal telah membunuh hewan kecil yang sedikit lucu
ini. Tikus-tikus. Kenapa kamu suka membuat kesal banyak orang.
Handphoneku belum sepenuhnya
ter-charge. Padahal, hari sudah larut malam, dan waktunya untuk tidur. Karena besok
harus bangun pagi menyambut hari senin yang super sibuk. Karena, banyak rencana
pertemuan besok dengan teman-teman organisasi. Agar tidah jenuh, aku mulai
mengambil satu batang rokok Sampoerna Kretek. “cek..cek..cek..” api kecil mulai
menyala dari sebatang korek gas. Kusodorkan pada ujung rokok, yang langsung
mengeluarkan asap khasnya.
“Ssssssssttttttt.... puuuuuhhhh”,
nikmaaaatnya”. Benakku rasa.
Berulang ku hisap rokokku, sambil
mengingat rencana apa saja yang harus aku lakukan untuk besok. Yang pasti, besok
harus bertemu dengan Ade, ketua umum organisasi Bingkai. Kemudian Hadil, ketua
divisi media di Komunitas Anak Tangga. Kemudian kuliah seperti biasa. Dan satu
lagi ketemu Calam, ketua divisi news di Komunitas Anak Tangga. Hmmm. Cukup padat,
tapi aku akan berusaha menyelesaikannya.
Kuhisap lagi batang rokokku. “sssssttttttt....
fuuuuuuuhh”. Sambil mulai memikirkan seorang gadis anak Polisi bernama Rieska. Cantik,
suka traveling dan lagi merintis bisnis online. Haha. Lucu rasanya ketika aku
mengingat percakapanku dengannya di BBM. Gak ada angin, gak ada hujan dan tanpa
basa-basi. Aku langsung ajak dia jalan. Dan hasilnya cuman dapat balasan “ngga
makasih”. Yang kemudian aku balas “ga nyesel nih”. Dan dia balas lagi “nyesel
gimana?”.
Aah, saat itu aku berfikir, tak
ada gunanya aku chat dengan dia yang terang-terangan memasang lampu merah
untukku. Ya. Aku langsung delete kontak (delkon) dia di BBM ku. Sampai ketika
beberapa hari kemudian, ada request invite BBM. Dan ternyata itu Rieska. Tak lama,
muncul pesan pertanyaan bernada memanggil, “Kang Ramdan?”. Karena dendam, aku
hanya menjawab “ya” dan “maaf sedang ada kelas” dengan nada sinis sebenarnya. Kebetulan
juga saat itu aku sedang ada kelas mata kuliah Hukum Etika Pers. Tak lama dia
balas lagi, bahwa dia temannya Madam (Nadia Ulima) sekretarisku di Komunitas
Anak Tangga (KAT). Dia bilang, tertarik dan ingin gabung dengan KAT. Ah, aku
hanya menjawab “maaf sedang ada kelas, nanti saja”. Sambil sedikit dendam
memang.
Karena rasa maafku lebih besar
dari rasa dendamku. Setelah jam mata kuliah selesai. Aku chat dia duluan dengan
pesan “sok, mau kapan di interview”. Karena memang waktu hujan, diapun membalas
“kalau sekarang riska dirumah dan hujan kang. Gmn yaa.. kalo besok gimana?”. Huh,
dasar cewek banyak alasan. Dia yang butuh dan dia juga yang beralasan. “OK. Jam
1:30 ya”, jawabku sedikit kesal. Tapi sekali lagi, rasa maafku lebih besar. Jadi
aku maafkan.
Keesokan harinya, sudah pukul 2
dia tidak muncul juga. Ah, akupun kembali kesal. Hingga akhirnya pukul 2 lebih
10 menit. Dia mengirim pesan BBM “kak dimana, aku di deket tangga lantai dua
gedung Z”. Tak pikir lama, akupun menemuinya. Langkah demi langkah kutelusuri
lorong teras kelas. Dan saat ku sampai di dekat tangga, kumelihat Madam berdiri
terlihat menunggu. “Madaaaammm, ketemu lagi-ketemu lagi”, sapaku padanya.
Setelah habis kumenyapa madam. Kulirikkan
mataku ke arah seorang gadis yang tengah duduk di anak tangga Gedung Z. Dan. Dan.
Dan. Akupun terpesona melihat wajahnya yang sedikit cantik. Maksudku cantik. Akupun
duduk tepat disampingnya dan langsung berkenalan. Sedikit gugup, tapi dapat ku
atasi. Karena aku sudah belajar banyak bagaimana agar tidak gugup dihadapan
wanita cantik. Hehe.
Interviewpun dimulai. Akupun melontarkan
beberapa pertanyaan interview kepadanya. Untuk melihat seberapa jujurkan dia
dan bagaimana karakter pribadi dia yang sebenarnya. Sesekali aku melirik
wajahnya yang putih, dihiasi kawat behel di giginya. Bentuk mukanya yang
cantik, buat hatiku sedikit ngarep padanya. Tapi hanya sebentar. Karena aku
tidak tahu siapa dirinya sebenarnya.
Diapun selesai menjawab
pertanyaan yang aku lontarkan tadi. Dan akupun melanjutkan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang searah dengan jawabannya. Di akhir pertemuan, kita
tertawa bersama mengingat kembali penolakan dia saat ku ajak jalan. Hahaha. Pertemuan
yang cukup mengesankan dan membuatku jauh lebih percaya diri. Dia ternyata
orangnya terbuka, dan enak diajak bicara. Tapi sedikit kurang memiliki fokus
dalam tujuan dan cita-cita hidup.
Perbincanganpun berlanjut di BBM.
Delak tawa tak tertahankan saat ku chat dengannya. Ternyata dia asik juga di
ajak bercanda. Bercanda yang sedikit manja buatku bergitu bergairah. Huuuaaaaahhh.
Riska you make me different and make me so happy. Nice to know you sister. Sudah
lama aku tidak merasakan happy seperti ini. Tapi sedikit aneh juga. Dia Rieska
yang awalnya nolak mentah-mentah ajakanku untuk jalan, kini aku malah bertemu
dia dan bercandaan senang di BBM. haha
Aduuuhh. Kenapa jadi ngebahas dia
nih. Panjang lagi. Hah. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 00:03 malam. Tanda hari
sudah masuk hari senin. Dan aku harus bersiap untuk tidur dan bermimpi indah. Menyambut
esok hari yang sibuk dan padat.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Tepat pukul 23:15 malam. Gemuruh suara kereta terdengar tak jauh dari rumahku. Bertepatan suara motor terakhir di depan rumahku. Malam ini t...
-
Haaahhh. Untung gak kesiangan kuliah hari ini. Meskipun Dosen sudah standby di kelas. Seperti biasa ku tutup pintu kelas, dan kulihat wajah...
-
Sesuatu itu bisa menjadi sesuatu banget pabila dibumbui rasa cinta. Sesuatu yang biasa bahkan dianggap kurang, itu akan berubah seketika men...
-
Aku masih terduduk menancap pada kursi di depan meja belajar. Sedikit demi sedikit dalam waktu berjam-jam, aku kerjakan seluruh pekerjaan ed...
Tidak ada komentar :
Posting Komentar